Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Nikah di KUA GRATIS, di luar KUA membayar Rp 600.000,-, disetorkan langsung ke Bank Menggunakan Kode Billing PNBP NR, Zona Integritas KUA, tolak Gratifikasi, Korupsi dan Pungli, Laporkan jika terbukti !

Metode Penyuluhan Agama Islam dalam Perspektif Al-Qur'an

Metode Dakwah/Penyuluhan - Dalam berdakwah seorang Penyuluh Agama Islam membutuhkan suatu cara atau metode dalam menyampaikan materi yang akan disampaikannya. Metode ini berfungsi agar jama'ah dapat langsung menangkap apa yang disampaikan oleh Penyuluh Agama Islam. Sehingga jama'ah dapat memahami dan mengamalkannya.

Metode Penyuluhan Agama Islam dalam Perspektif Al-Qur'an

3 Metode Dakwah Perspektif Al-Qur'an

Ada beberapa metode yang dipergunakan dalam berdakwah, dan secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga hal sebagai berikut:

1. Dakwah bil Hal

Perkataan metode berasal dari bahasa latin yakni meta dan hodos, meta artinya menuruti, sedangkan hodos artinya jalan atau cara. Jadi metode menurut bahasa adalah jalan atau cara. Menurut istilah artinya sistem atau cara untuk mengatur sesuatu ide atau keinginan.

Seorang Da'i tidak hanya sekedar bisa berbicara, tapi lebih penting adalah berbuat atau mengamalkan apa yang telah dia dakwahkan yang disebut dengan dakwah bil hal sebagaimana firman Allah SWT dalam surat As-shaf ayat 2-3:

dakwah bil hal

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

Hal ini seiring dengan apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam salah satu hadistnya yang artinya "Mulailah dari dirimu sendiri".

Dengan kata lain, jangan suruh orang lain untuk berbuat, sementara kamu sendiri tidak melakukannya. Bukan saja hasilnya yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi juga akan menimbulkan dosa yang besar bagi orang-orang yang bisa berkata tapi tidak bisa berbuat. Seperti seorang Bapak yang berdakwah kepada anaknya agar anaknya mendirikan shalat lima waktu sehari semalam, dakwah ini tidak akan berhasil apabila Bapaknya sendiri belum mampu memberikan contoh/tauldan kepada anaknya untuk mendirikan shalat lebih dulu demikian seterusnya seperti pelaksanaan Puasa, membayar zakat, memberikan infaq sedekah dan lain sebagainya.

2. Dakwah bil Lisan

Metode ini salah satu metode dakwah yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya adalah surat An-Nahl ayat 125 sebagai berikut:

Dakwah bil Lisan

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Berdakwahlah secara lisan yang juga disebut dengan metode ceramah atau informasi oleh seorang da'i sebagai komunikator kepada kelompok masyarakat sasaran sebagai komunikan. Metode ini sangat tepat sekali kalau sasaran yang dihadapi merupakan kelompok yang jumlahnya besar dan perlu menghadapi sekaligus. Da'i bisa mempergunakan alat bantu seperti pengeras suara, radio, televisi dan lain sebagainya, meskipun pada prinsipnya metode ini menggunakan lisan. Tapi pesan yang disampaikan bisa diperjelas dengan bantuan mimik dan gerak.

3. Dakwah bil Qalam (Kitab)

Metode dakwah bil Qalam ini melalui media cetak seperti, Koran, tabloid jum'at dan brosur-brosur yang bernafaskan Islam, sangat membantu sekali dalam keberhasilan dakwah. Hanya saja metode ini bagi seorang penyuluh, masih minim sekali untuk mempraktekannya.

Kemudian kalau kita simak perjalanan dakwah Rasulullah SAW ternyata tidak berbeda dengan metode yang ada dalam ai-Qur'an (Kitab) seperti turunnya aiQur'an yang berkaitan dengan hukum minuman keras dan judi tidak sekaligus tapi berangsur-angsur atau bertahap.

Pertama, turun Firman Allah dalam surat ai-Baqarah 219 yang artinya: "Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".

Kedua, baru turun perintah lerangan tidak boleh mendekati shalat bagi mereka yang dalam keadaan mabuk. Sebagaimana Firman Allah dalam AI-Qur'an surat An-nisa 43 yang artinya: ''Janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan".

Akibat dari minuman keras dan judi ini adalah terganggunya ketertiban umum yang menimbulkan keresahan dan kekacauan di tengah-tengah masyarakat.

Ketiga, baru dinyatakan Allah secara jelas bahwa minuman keras (arak) dan judi adalah kotoran dari pekerjaan syetan. Sesuai dengan Firman Allah dalam surat AI-Maidah ayat 90-91:

Dakwah bil Qalam (Kitab)

Wahai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang. Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

Selain itu para penyuluh dapat pula mempergunakan metode yang dianggap lebih tepat dan sesuai dengan sasaran seorang penyuluh antara lain metode ceramah, Tanya jawab dan diskusi. Metode ini sangat banyak sekali dilakukan oleh penyuluh.

Demikian uraian singkat tentang Metode Penyuluhan Agama Islam dalam Perspektif Al-Qur'an. Semoga dapat bermanfaat dan bisa diamalkan.

Post a Comment for "Metode Penyuluhan Agama Islam dalam Perspektif Al-Qur'an"